TIGA SIKAP MUSLIM TERHADAP AL-QUR’AN
“ Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami,lalu diantara mereka ada yang menzholimi diri sendiri,
ada yang pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan
ijin Allah. Yangt demikian itu adalah karunia yang besar ” ( QS Faathir :
32).
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an
kepada manusia jelas memiliki tujuan. Tujuan dan fungsi Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai
petunjuk baik itu kepada orang-orang yang bertaqwa maupun kepada manusia secara
universal, Allah SWT Berfirman :
“ Alif
laam Miim, inilah Kitab Al-Qur’an tidak ada keraguan di dalamnya,petunjuk bagi
orang yang bertakwa “ ( QS. Al-Baqoroh : 1-2 )
Ayat yang lain berbunyi :
“ Al-Qur’an
diturunkan pada bulan Romadhon, petunjuk bagi manusia dan penjelas atas
petunjuk tersebut dan sebagai furqon/ pembeda antara yang haq dan batil..”
( QSAl-Baqoroh : 185)
Bahkan Rasulullah SAW menyatakan
dengan tegas agar umat Islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunah
Rasulullah SAW maka umat Islam tidak akan sesat selama-lamanya.
Penegasan kepada umat Islam agar
berpegang teguh kepada Al-Qur’an ini karena memang umat Islam lah diwariskan
Al-qur’an ini kepada mereka, sebagaimana firmannya :
“ Kemudian
kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba
Kami...” ( QS Faathir : 32 )
Namun umat Islam sebagai pewaris
Al-Qur’an ini, terbagi menjadi tiga golongan sikap mereka terhadap Al-Qur’an.
Sikap mereka adalah :
Yang pertama, adalah Zoolimun
linafsihi
yaitu menganiaya diri mereka sendiri. Menganiaya diri mereka sendiri maksudnya
bahwa mereka sebagai umat Islam diberikan kepadanya Al-Qur’an, tetapi mereka
tidak menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman di dalam kehidupan mereka.
Malah mereka merasa malu untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber
didalam cara berfikir dan bertindaknya. Bahkan ironinya mereka merasa berbangga
dengan ideology dan hasil buah pemikiran manusia yang jelas-jelas bertentangan
dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Mereka telah mengkufuri dan mendustai ayat-ayat
Allah SWT sehingga model manusia seperti ini Allah SWT menghukuminya dengan
adzab neraka. Firman Allah SWT :
“ Adapun
orang-orang yang ingkar dan mendustai terhadap ayat-ayat Allah
SWT,maka mereka itulah penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya “
(QS Al-Baqoroh :39 )
Yang kedua, Muqtasid yaitu kelompok pertengahan.
Yaitu umat Islam yang menjadikan Al-Qur’an hanya setengah-setengah didalam
pedoman kehidupannya. Terkadang ia melakukan aktivitas yang memang sesuai
dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an namun terkadang tidak sedikit ia
melakukan tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai Al-Qur’an. Kalau
Al-Qur’an sesuai dengan hawa nafsunya maka ia akan menjalankannya namun kalau
al-Qur’an jelas-jelas tidak sesuai dengan nafsunya maka ia akan
meninggalkannya. Tekadang ia menjadi orang sholih atau sholihat pada beberapa
waktu dan kondisi tetapi dalam situasi dan kondisi tertentu malah ia
seolah-olah bukan seperti seorang muslim atau muslimah.
Perilaku yang seperti ini,akan
menjadikan kehidupannya tidak akan baik bahkan kenistaan,kesengsaraan,fitnah
dan petaka yang akan menimpanya.Sebagaimana Firman Allah SWT :
“ Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab
dan ingkar kepada sebagian (yang lain ) ? ..Maka tidak ada balasan yang pantas
bagi orang yang berbuat demikian diantara kamu sekalian selain kenistaan dalam
kehidupan dunia,dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang
paling berat,dan Allah tidak lengah terhap apa yang kamu kerjakan “ (
QS Al-Baqoroh : 85 )
Maka boleh jadi ketika saat ini,
banyaknya fitnah dinegeri ini; kemiskinan,banyaknya penyakit,bencana
alam,pembunuhan dll adalah akibat kita sebagai umat Islam yang terbesar di
negeri ini termasuk di dalam kelompok yang setengah-setengah di keIslaman kita.
Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada kita agar umat islam benar-benar
secara total didalam keislaman mereka,firman Allah SWT :
“ Wahai
Orang-orang yang beriman masuklah kalian kepada Islam secara
keseluruhan/totalitas, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syetan,karena
syetan itu musuh yang nyata bagimu ” ( QS Al-Baqoroh : 208 )
Yang ketiga, Saabiqun bil khoirot, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan.
Sikap inilah yang paling terpuji bagi umat Islam, yaitu menjadikan nilai-nilai
Al-Qur’an yang mereka fahami maka ditindak lanjuti dengan aplikasi amal
sebesar-besarnya bahkan arahan al-Qur’an untuk saling berkompetisi secara sehat
didalam amal-amal kebaikan. Sebagaimana pernah dicontohkan oleh umar Ibnul
Khothob yang menjadikan saudara seimannya Abu baker sshidiq sebagai contoh
Kompetitor dalam beramal sholeh,sebagaimana sebuah riwayat ketika Rasulullah
SAW meminta para sahabat untuk berinfaq fi sabilillah maka para sahabat pun
berinfaq. Usman Bin Affan sepertiga hartanya dikeluarkan untuk perjuangan
Islam, Umar pun mengeluarkan setengah hartanya kemudian ia menunggu-nunggu
kompetitornya dalam beramal sholeh yaitu abu baker. Ketika Abu baker menghadap
Rasulullah Muhammad SAW maka iapun berkata “ Ya Rasulullah, untuk perjuangan di jalan Allah SWT ini maka saya
menyerahkan SELURUH harta benda saya untuk perjuangan ini,! “
Subhanallah..ternyata Abu bakar adalah sosok teladan didalam kebaikan Islam.
Semoga kitapun termasuk orang-orang yang senantiasa menghidupkan suasana
fastabiqul Khoirot di dalan beramal Sholeh.
Wallahu ‘alam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar