Senin, 22 Desember 2014
Minggu, 21 Desember 2014
Rabu, 19 November 2014
Senin, 27 Oktober 2014
Kamis, 23 Oktober 2014
KEMULIAN MUHARRAM TAHUN BARU ISLAM
KEMULIAN MUHARRAM TAHUN BARU ISLAM
Muharram (محرّم) adalah bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu suci Rasulullah SAWW, yakni Imam Ali bin Abi Thalib karamalLahu wajhahu.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya. Dan sebagai kebutuhan kaum muslimin, pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad saw dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
Nah, dalam kalender Hijriah terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Disebut haram karena keempat bulan itu sangat dihormati, dan umat Islam dilarang berperang di dalamnya.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.( QS. Al-Taubah ayat 36)
[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah ayat 217)
[134] Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam. [135] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin.
Rabu, 08 Oktober 2014
Pengajian Bulanan
UNDANGAN UMUM |
IKUTILAH
MAJELIS TA’LIM BULANAN
PROGRAM TUBAHAFAHAM
( TULIS BACA HAFAL DAN FAHAM ONE
WEEK THREE AYAT SEMINGGU 3 AYAT )
( Sesion : Kajian QS. AN – Naba )
Setiap Hari Minggu jam 09.30 sd selesai / Minggu K – 2 tiap bulan
Tempat , Pondok Pesantren Qur’an
Kayuwalang
Jl. Perjuangan – Majasem Rw.07
Kayuwalang Kota Cirebon
Telp . 0231 830 3630
BERSAMA : UST. AGUSTALIKS.Ag
PEMBINA
PONDOK PESANTREN QUR’AN
KAYUWALANG
RUMAH
QUR’AN INDONESIA
Rabu, 01 Oktober 2014
KEUTAMAAN BERQURBAN
KEUTAMAAN BERQURBAN
Menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha adalah amal shalih yang paling utama, lebih utama dari pada sedekah yang senilai atau harga hewan qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan qurban. Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi” (HR Bukhari).
Sedemikian agungnya syariat qurban, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah & Al-Hakim, dihasankan oleh Syaikh Albani).
Yakinlah, bagi mereka yang berqurban, Allah akan segera memberikan ganti biaya qurban yang dia keluarkan. Karena setiap pagi Allah mengutus dua malaikat. Malaikat yang pertama berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak,” sedangkan malaikat yang kedua berdoa: “Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang pelit yang menahan hartanya” (HR Bukhari & Muslim).
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mensyariatkan ‘udhiyah (berkorban) sebagai sarana untuk bertaqarrub kepada-Nya dan sebagai kemurahan untuk umat manusia pada hari raya. Allah telah memerintahkan kepada bapak para Nabi, Ibrahim 'alaihis salam supaya menyembelih anaknya, Ismail. Lalu beliau menyambut perintah Allah tadi tanpa ragu. Karenanya Allah Ta’ala memberikan ganti dari langit sebagai tebusan bagi anaknya, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Al-Shafat: 107).
Sejak saat itulah, umat manusia menyembelih hewan ternak dalam rangka melaksanakan perintah Allah dengan mengalirkan darah. Dan berkurban merupakan amal ketaatan yang sangat utama.
Kemudian sunnah ini diperintahkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan beliau telah melaksanakannya. Diriwayatkan dalam Shahihain, “Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam berkurban dua ekor domba yang putih dan bertanduk. Beliau menyembelih sendiri dengan kedua tangannya sambil menyebut nama Allah dan bertakbir serta meletakkan kakinya di samping lehernya.”
Dan dalam riwayat lain dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma, “Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam selama sepuluh tahun tinggal di Madinah, beliau selalu menyembelih kurban.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, sanadnya hasan).
Sudah selayaknya setiap muslim bersemangat dalam mengikuti sunnah Nabinya Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk berkurban. Semoga dengan demikian, dia akan menjadi orang mendapatkan kecintaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Keutamaan Berkurban
Di antaranya sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,
“Tidak ada satu amalan yang dikerjakan anak Adam pada hari nahar (hari penyembelihan) yang lebih dicintai oleh Alah 'Azza wa Jalla daripada mengalirkan darah. Sungguh dia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku dan rambutnya. Sesunggunya darahnya akan sampai kepada Allah 'Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah… ” (HR. Ibnu Majah dan al-Tirmidzi, beliau menghassankannya)
Dan sabda beliau ketika di tanya apakah sembelihan ini, maka beliau menjawab, “Tuntunan ayah kalian Ibrahim.” Mereka bertanya, “Apa bagian kita darinya/apa pahala yang akan kita dapatkan?” Beliau menjawab, "Setiap helai rambut, akan dibalasi dengan satu kebaikan.” Lantas mereka bertanya, "Bagaimana dengan bulu (domba)?” Maka beliau menjawab, "Setiap bulu juga akan dibalas dengan satu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, beliau menghasankannya)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi” (HR Bukhari).
Sedemikian agungnya syariat qurban, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah & Al-Hakim, dihasankan oleh Syaikh Albani).
Yakinlah, bagi mereka yang berqurban, Allah akan segera memberikan ganti biaya qurban yang dia keluarkan. Karena setiap pagi Allah mengutus dua malaikat. Malaikat yang pertama berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak,” sedangkan malaikat yang kedua berdoa: “Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang pelit yang menahan hartanya” (HR Bukhari & Muslim).
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mensyariatkan ‘udhiyah (berkorban) sebagai sarana untuk bertaqarrub kepada-Nya dan sebagai kemurahan untuk umat manusia pada hari raya. Allah telah memerintahkan kepada bapak para Nabi, Ibrahim 'alaihis salam supaya menyembelih anaknya, Ismail. Lalu beliau menyambut perintah Allah tadi tanpa ragu. Karenanya Allah Ta’ala memberikan ganti dari langit sebagai tebusan bagi anaknya, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Al-Shafat: 107).
Sejak saat itulah, umat manusia menyembelih hewan ternak dalam rangka melaksanakan perintah Allah dengan mengalirkan darah. Dan berkurban merupakan amal ketaatan yang sangat utama.
Kemudian sunnah ini diperintahkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan beliau telah melaksanakannya. Diriwayatkan dalam Shahihain, “Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam berkurban dua ekor domba yang putih dan bertanduk. Beliau menyembelih sendiri dengan kedua tangannya sambil menyebut nama Allah dan bertakbir serta meletakkan kakinya di samping lehernya.”
Dan dalam riwayat lain dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma, “Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam selama sepuluh tahun tinggal di Madinah, beliau selalu menyembelih kurban.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, sanadnya hasan).
Sudah selayaknya setiap muslim bersemangat dalam mengikuti sunnah Nabinya Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk berkurban. Semoga dengan demikian, dia akan menjadi orang mendapatkan kecintaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Keutamaan Berkurban
Di antaranya sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ
“Tidak ada satu amalan yang dikerjakan anak Adam pada hari nahar (hari penyembelihan) yang lebih dicintai oleh Alah 'Azza wa Jalla daripada mengalirkan darah. Sungguh dia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku dan rambutnya. Sesunggunya darahnya akan sampai kepada Allah 'Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah… ” (HR. Ibnu Majah dan al-Tirmidzi, beliau menghassankannya)
Dan sabda beliau ketika di tanya apakah sembelihan ini, maka beliau menjawab, “Tuntunan ayah kalian Ibrahim.” Mereka bertanya, “Apa bagian kita darinya/apa pahala yang akan kita dapatkan?” Beliau menjawab, "Setiap helai rambut, akan dibalasi dengan satu kebaikan.” Lantas mereka bertanya, "Bagaimana dengan bulu (domba)?” Maka beliau menjawab, "Setiap bulu juga akan dibalas dengan satu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, beliau menghasankannya)
Kamis, 25 September 2014
ILMU TAJWID By Rumah Qur'an Indonesia
ILMU TAJWID
A.
Pengertian
Tajwid
Secara
bahasa, lafadz tajwid artinya membaguskan atau membuat bagus. Ini sama dengan
arti tahsin yaitu membaguskan atau memperbaiki. Sedangkan menurut istilah
adalah:
إِخْرَاجُ كُلُّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ
مَعَ إِعْطَائِهِ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ
“Mengeluarkan
setiap huruf dari tempatnya sesuai dengan hak dan mustahaknya”
Yang
dimaksud dengan hak huruf ialah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf,
seperti sifat al-.hams, al-jahr, al-isti'la', dan sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan mustahak huruf ialah sifat yang sewaktu-waktu menyertai
huruf, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa', idzhar, dan sebagainya.
B.
Hukum
Mempelajari IImu Tajwid
Mempelajari
ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah atau kewajiban kolektil
artinya jika sudah banyak kaum muslimin yang mempelajari ilmu tajwid, maka itu
sudah dianggap cukup. Tetapi membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
adalah fardhu 'ain atas setiap orang yang membaca Al-Qur'an.
Membaca
Al-Qur'an termasuk ibadah. Karena itu harus sesuai dengan ke- tentuan-Nya.
Allah SWT. berfirman:
أَوْ زِدْ
عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
"Dan
bacalah Al-Qur'an dengan tartil." (QS. Al-Muzzammil : 4)
Menurut Ibnu Katsir, tartil adalah
membaca dengan perlahan-lahan dan hati- hati karena hal itu akan membantu
pemahaman serta perenungan terhadap Al- Qur’an.
Sedangkan
menurut Imam Ali, tartil adalah :
تَجْوِيْدُ الْحَرْفِ وَمَعْرِفَةُ الْوُقُوْفِ
“Membaguskan
pengucapan huruf serta mengerti tempat-tempat waqof “
Imam Ibnul Jazari berkata:
مَنْ لَمْ يُصَحِّحِ الْقُرَانَّ آثِمُ
* وَالْـأَخْذُ بِالتَّجْوِيْدِ حَتْمٌ لَازِمُ لِأَنَّهُ
بِهِ الْإِلَهُ أَنْزَلَا * وَهَكَذَا مِنْهُ اِلَيْنَا وَصَلَا
Membaca Al-Qur'an dengan tajwid
hukumnya wajib* Barangsiapa yang tidak
membacanya dengan tajwid ia berdosa. Karena Allah menurunkannya dengan
tajwid * dan demikianlah Al-Qur'an dari.Nya sampai kepada kita."
C.
Tujuan
Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari
ilmu tajwid bertujuan untuk memberikan tuntunan bagaimana cara pengucapan ayat
dengan tepat, sehingga lafadz dan maknanya terpelihara.
Membaca Al-Qur'an tanpa ilmu tajwid akan dapat
menimbulkan kesalahan yang fatal,di antaranya adalah:
- Salah baca
Kalimat يَعْلَمُوْنَ yang bermakna
"mengetahui", terbaca يَأْلَمُوْنَ
yang bermakna "merasa
sakit"
- Salah panjang
Kalimatالسَّعَةُ
yang bermakna "kemampuan",
terbaca السَّاعَةُ
yang bermakna "kiamat"
- Salah dengung
Kalimat لَمَّا yung bermakna "tatkala”,
terbaca لَمَا yang bermakna "pasti suatu yang /
pasti belum"
- Salah harokat
Kalimat جَعَلْنَا yang bermakna
"Kami menjadikan", terbaca جَعَلنَاَ yang bermakna
“Dia menjadikan kami"
Selasa, 23 September 2014
Senin, 15 September 2014
Kamis, 11 September 2014
Keutamaan Hari Jum’at
Keutamaan Hari Jum’at
1. Hari paling utama di dunia
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:
- Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
- Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
- Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
- Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)
2. Hari bagi kaum muslimin
Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.
Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Rabu, 10 September 2014
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU By Rumah Qur'an Indonesia
Saudara ku yang di rahmati Allah SWT,
Semakin bertambah umur ternyata progres untuk menuntut ilmu
kita semakin berkurang, bahkan dengan alasan umur pula kita suka menghindar
manakala kita di ajak untuk belajar menuntut sebuah ilmu agama. “ maaf, saya
sudah agak tua..jadi kalo belajar suka ngantukkan...”, atau “ gmana ya..udah
umur kali, kalo ngafalin qur’an tidak hafal-hafal”.. dan contoh lainnya yang
inti nya umur di jadikan sebuah alasan utama.
Saudaraku yang di sayang Allah SWT,
Sebenarnya motivasi diri serta kesungguhan diri kita sajalah
yang kurang, sehingga kita malas dan enggan untuk belajar, di bawah ini ada
beberapa ayat al-qur’an dan Hadits Rasulullah SAW tentang keutamaan menuntut
ilmu dan keutamaan orang yang berilmu.
1.
Orang yang menuntut ilmu akan di mudahkan
jalannya ke syurga Nya Allah SWT ,
“ barang siapa menempuh jalan dimana ia
menuntut ilmu maka di mudahkan oleh Allah swt bagi dirinya memasuki jalan
menuju syurga “ ( HR Muslim )
2.
Menuntut ilmu adalah jihad
“ Siapa orangnya yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia
berada dalam fi sabilillah (jalan Allah ) hingga ia kembali “ ( HR At-tirmidzi
)
3.
Diangkat derajatnya oleh Allah SWT,
“ Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan..” ( QS Al-Mujadilah :
11 )
4.
Di jamin akan dekat kepada Allah SWT,
“
sesungguhnya orang yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah
para orang yang berilmu (ulama) “. ( QS faathir : 28 )
5.
Orang yang faham ilmu agama adalah orang yang di
takdirkan sebagai orang yang baik.
‘” Siapa orang nya yang Allah SWT menghendaki
kebaikan atasnya maka ia akan di fahamkan terhadap agama “ ( HR Bukhori )
Dari beberapa ayat dan hadits tersebut
mudah-mudahan kita semua termotivasi untuk menuntut ilmu, bearapapun usia kita
tetap harus belajar. Bahkan orang yang mau matipun dalam Islam masih tetap
untuk belajar, dengan syariat Talqin yaitu membisikkan kalimat thoyyibah ke
telinga seseorang yang mau wafat. Jadi kita yang masih sehat,yang masih
bisa bernafas tetap terus untuk semangat
belajar,belajar dan belajar... wallahu ‘alam bishowab.
Jumat, 05 September 2014
Keutamaan Shalat 5 Waktu
Keutamaan Shalat 5 Waktu
Shalat adalah ibadah yang agung, ibadah yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam, dan dia adalah ibadah yang terpenting setelah kedua kalimat syahadat. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR. Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 19)
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabbnya, karena ketika shalat hamba sedang berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-Nya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam beliau bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ: { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’ Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah dan hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan.’ Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku dengan hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata, ‘Ini untuk hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta.” (HR. Muslim no. 598)
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR. Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 19)
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabbnya, karena ketika shalat hamba sedang berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-Nya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam beliau bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ: { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’ Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah dan hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan.’ Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku dengan hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata, ‘Ini untuk hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta.” (HR. Muslim no. 598)
Minggu, 24 Agustus 2014
PERILAKU TERCELA By Rumah Qur'an Indonesia
PERILAKU
TERCELA
Beberapa
perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT khususnya yang berkaitan
langsung terhadap perilaku diri kita
sendiri, diataranya :
1.
Ujub
Ujub
artinya sikap manusia yang senantiasa membangga-banggakan diri sendiri atau
bermegah diri.
Firman
Allah SWT
“
Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu ( menjadikan kamu
bersikap ujub ) ,sesungguhnya Allah menghendaki akan mengadzab mereka didunia
dengan harta dan anak-anak itu agar melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir’
( QS.At-Taubah,9 : 55 )
2.
Takabbur
Takabbur
adalah sikap perilaku membesarkan diri dan tidak mau menerima kebenaran serta
senantiasa memandang rendah orang lain.
Firman
Allah
Artinya
: “ ....Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang takabbur sombong ‘
( QS. An-Nahl,16:23 )
Selain
perilaku tercela yang berkaitan dengan diri sendiri juga ada beberapa perbuatan
yang juga sangat dibenci Allah SWT yang kaitannya terhadap orang lain,
1.
Dusta
Dusta
artinya memberikan atau menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya. Dusta itu meliputi dusta ucapan/lisan,dusta tulisan serta
dusta hati.
Firman
Allah ;
“
Amat besar kebencian disisi Allah,bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
perbuat “ ( QS.Ash-Shof;61: 3)
2.
Menipu
Menipu
adalah mengecoh atau membaguskan sesuatu yang buruk baik melalui lisan atau
perbuatan.
Firman
Allah ;
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
“ (QS.Al-Muthoffifin : 1)
Contoh,
seseorang menjual makanan yang dikatakan halal 100 % padahak ia telah
mecampurinya dengan sesuatu yang haram.
3.
Ingkar janji
Ingkar
janji adalah perilaku untuk tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dilakukan
dengan fihak lain. Orang yang ingkar janji termasuk orang-orang yang munafik.
Firman
Allah ;
“
Dan ingatlah ketika kamu mengambil janji dari bani Israil (yaitu) ; janganlah
kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapak,kaum
kerabat,anak-anak yatim dan orang-orang
miskin serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,dirikanlah sholat
dan tunaikanlah zakat.Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,kecuali sebagian
kecil daripada kamu san kamu selalu berpaling ( QS. Al-Baqoroh : 83)
4.
Sumpah palsu
Sumpah palsu
adalah ucapan sumpah yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Perbuatan seperti ini sangat berbahaya dan sangat berdosa besar,karena akibat
yang ditimbulkan orangyang melakukan sumpah palsu ini juga akan berdampak
bersar kemudharotannya kepada orang lain
Firman
Allah ‘
“
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah,apabila kamu kembali
kepada mereka,supaya kamu berpaling dari mereka,maka berpalinglah dari mereka
karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahanam,sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(QS.At-taubah : 95)
5.
Kesaksian palsu
Saksi
palsu kesaksian sesorang yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Perbuatan ini juga berdampak besar kepada orang lain bahkan semua orang dalam
komunitas yang sangat luas,misalnya negara. Berapa banyak para pejabat yang
salah namun karena banyaknya saksi-saksi
palsu maka orang yang bersalahpun akhirnya menjadi bebas atas jeratan
hukum.
Firman Allah :
“
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran
supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu,dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah)
karena membela orang-orang yang khianat” ( QS.An-Nisa : 105)
Senin, 18 Agustus 2014
Langganan:
Postingan (Atom)