Senin, 19 Mei 2014

BELAJAR AL-QUR’AN DAN MENGAJARKANNYA Oleh Rumah Qur'an Indonesia



BELAJAR AL-QUR’AN DAN MENGAJARKANNYA

Setiap muslim yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya.Diantara kewajiban dan tanggungjawab  itu adalah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci lagi mulia. Rasulullah SAW telah mengatakan : “ yang sebaik-baik kamu ialah orang yang mempeljari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Dalam hadits lain Rasulullah mengatakan : “sesungguhnya seseorang berpagi-pagi pergi mempelajari ayat-ayat dalam kitabullah lebih baik yang seperti itu daripada mengerjakan sholat sunat seratus rakaat”.Dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,Rasulullah juga mengatakan : “siapa saja yang mempelajari Kitabullah kemudian diamalkannya isi yang terkandung didalamnya, Allah akan menunjukinya dari kesesatan dan akan dipeliharanya pada hari kiamat dari siksa yang berat”
Belajar Al-Qur’an itu merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Quran itu dapat dibagi kepada beberapa tingkatan yaitu yang pertama belajar membacanya sampai lancar dan baik menuruti kaidah-kaidah yang berlaku dalam qiroat dan tajwid, yang kedua belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya, dan yang terakhir belajar menghafalnya  di luar kepala sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat pada masa Rasulullah  demikian pula pada masa tabi’in  dan sekarang diseluruh negeri Islam.
Belajar Al-Qur’an itu hendaklah  dari semenjak kecil ,sebaiknya dari semenjak berumur 5 atau 6 tahun sebab umur 7 tahun sudah disuruh  mengerjakan sholat.Rasulullah sudah mengatakan : “ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat, bila sudah berumur 7 tahun dan pukullah (marahillah) bila tidak mengerjakan sholat kalau sudah berumur 10 tahun”.

Menjadikan anak-anak dapat  belajar Al-Qur’an mulai semenjak kecil itu, adalah kewajiban orang tuanya masing-masing.Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak,tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Qur’an.Sebaliknya tidak ada kegembiraan yang lebih memuncak nantinya,bilamana orang tua dapat menjadikan anaknya pandai membaca Al-Qur’an . Rasulullah SAW telah mengatakan : “tidak ada suatu keuntungan bagi seseorang yang telah menjadikan anaknya pandai membaca Al-Qur’an .Rasulullah  SAW telah mengatakan : “ tidak ada suatu keuntungan bagi seorang yang telah menjadikan anaknya pandai Al-Qur’an kecuali baginya nanti pada hari kiamat akan diberikan suatu mahkota dari dalan syurga”.
Pada tingkat pertama ini, yaitu tingkat mempelajari membaca Al-Qur’an  dengan baik,hendaknya sudah merata dilaksanakan sehingga tidak ada lagi orang yang buta huruf Al-Qur’an  dikalangan masyarakat Islam. Ditiap-tiap  rumah tangga orang Islam hendaknya  diaktifkan benar-benar pemberantasan buta huruf Al-Qur’an sehingga setiap muslim   yang menjadi keluarga rumah tangga itu sudah pandai semuanya membaca Al-qur’an dengan baik.Batas untuk mempelajarinya  Al-Qur’an itu hanya bila seseorang sudah diantar kelubang kubur.
Jadi tidak ada alasan untuk tidak mempelajarinya,misalnya saja karena tua karena sudah dewasa dan sebagainya .Dalam tingkatan pertama sekedar pandai membaca Al-Qur’an dengan baik hal ini berlaku bagi anak-anak,orang dewasa maupun orang tua,pria ataupun wanita semuanya berkewajiban untuk mempelajarinya. 
Sesudah itu barulah menginjak ke tingkat  yang kedua,yaitu mempelajari arti dak maksud  yang terkandung didalamnya. Dengan demikian Al-Qur’an itu betul-betul menjadi pelajaran,petunjuk dan peraturan bagi setiap muslim dalam mencapai  kebahagian hidup yang di ridhoi Allah SWT .Untuk itulah pentingnya terjemah Al-Qur’an dicetak dan diperbanyak agar masyarakat muslim dapat mempelajari isi kandungan Al-Qur’an.
Selain mempelajari cara  membaca serta mendalami arti dan maksud yang terkandung di dalam Al-Qur’an  yang terpenting adalah mengajarkannya. Jadi belajar dan mengajar merupakan dua tugas yang mulia lagi suci yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Sedapat mungkin hasil yang dipelajari itu terus diajarkan pula,dan seperti demikian Rasulullah ketika beliau  menerima wahyu lalu disampaikan/diajarkan .Para sahabatpun berbuat sedemikian itu pula.Seterusnya orang yang mendapat pelajaran dari para sahabat itu,melanjutkannya kepada orang lain.Demikianlah secara sambung-menyambung seperti rantai yang tidak putus-putusnya.
Mengajarkan Al-Qur’an merupakan tugas yang sangat mulia disisi Allah.Di dalam tugas mengajarkan Al-Qur’an itu terkandung tiga kemuliaan,yaitu : kemulian mengajar yang merupakan warisan tugas nabi ; kemulian membaca Al-Qur’an  dan kemuliaan memperdalam maksud yang terkandung didalamnya.Dengan mengajar terus menerus ia akan menjadi orang yang mahir memahami Al-Qur’an.
Dari hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim yang berasal dari siti
Aisyah ra,Rasulullah SAW telah bersabda :
Orang yang membaca Al-Qur’an lagi pula ia mahir,kelak mendapat tempat dalam syurga bersama sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik,dan orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak mahir membacanya bertegun-tegun dan tampak agak berat lidahnya(belum lancar) ia akan mendapat dua pahala”  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar