Menjemput Rahmat Allah SWT
Dalam hidup
ini,Allah SWT telah memberikan kepada kita bekalan potensi yang harus digunakan
secara optimal di dalam mengarungi bahtera kehidupan sampai menuju akhirnya.
Keinginan kita untuk menggapai kehidupan yang baik serta akhirat yang baik dan
terbebas dari siksa api neraka merupakan target didalam mencapai akhir
darikehidupan ini. Sebagaimana doa kita yang dipanjatkan “ Robbanaa Aatina Fiddunya Hasanah
wa Fil Akhirooti Hasanah Waqiinaa ‘adzaa bannaar , Ya Allah bahagiakanlah Kami
hidup di dunia dan bahagiakanlah pula Kami di akhirat nanti dan jauhkanlah Kami
dari siksa Api neraka “.
Di dalam
menggapai cita-cita kebahagiaan tersebut, Allah SWT telah memberikan kepada
kita berupa Wahyu,Contoh Teladan dari para Nabi dan Rasul serta akal dan hati
kita yang jernih.
Seseorang yang
mampu mendayagunakan ketiga potensi tersebut maka ia akan mampu menggapai apa
yang ia cita-citakan tersebut. Dengan wahyu ; al-Qur’anul Karim, maka ia akan
terbimbing arah dan jalan mana yang harus ditempuhnya. Karena Al-Qur’an itu
sebagai petunjuk dan penerang jalan bagi perjalanan hidup manusia. Bahkan Allah
SWT juga menurunkan nabi Muhammad SAW
sebagai contoh aplikasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan manusia sehari-hari.Allah
SWT berfirman :
“ Sungguh
telah ada pada diri nabi Muhammad SAW suri tauladan yang baik bagi kalian semua…
“ ( QS Al-Ahzab : 21 )
Dengan akal
fikiran dan hati yang telah Allah SWT berikan kepada setiap manusia,maka
diharapkan ia mampu memahami langkah-langkah yang harus dilakukan kea rah yang
lebih baik tentunya.
Dengan
mendayagunakan ke tiga modal tersebut, maka manusia harus segera menapaki
kehidupannya, dan ada tiga syarat agar keinginan/cita-cita/obsesi kita dalam
mendapat Rahmat Allah SWT terpenuhi, sebagaimana yang Allah SWT sampaikan di
dalam Al-Qur’an :
“ sesungguhnya
orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang Hijrah dan orang-orang yang
berjuang di jalan Allah SWT mereka itulah orang-orang yang mendapatkan Rahmat
Allah SWT, dan sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang “
( QS Al-Baqoroh : 218)
Dari ayat
tersebut diatas ada syarat agar kita mampu menjemput Rahmat-Nya, :
Yang
pertama, Aamanuu yaitu yakin atau percaya.
Seseorang yang akan berhasil dalam menggapai obsesinya yang pertama dia harus
yakin bahwa apa yang akan dilakukannya adalah kebaikan maka ia akan
berhasil.Keragu-raguan dalam hal menjalankan sebuah pekerjaan maka sebagai
tanda kegagalan. Maka dalam Hadits Qudsi dikatakan, bahwa Allah SWT tergantung
kepada prasangka hamba-Nya kepadanya. Kalau seseorang tidak yakin dan ragu maka
Allah SWT tidak akan menolong bagi hamba yang terhadap dirinya sendiri saja
tidak yakin.
Yang
kedua, Haajaruu, berhijrah, bergerak,pindah dari satu tempat ketempat
yang lain yang lebih baik. Keyakinan saja tidak cukup, harus ada gerak. Harus
ada usaha.kalau hanya yakin saja tanpa kita bekerja dan berusaha maka tidak ada
hasil. Allah akan menilai kita dari sejauh mana usaha yang kita lakukan, dan
Allah SWT tidak merubah nasib kita kecuali kita ada usaha untuk merubah nasib kita
sendiri.
Yang
ketiga, Jaahaduu, berjuang, kesungguhan. Berusaha juga belum cukup kalau
hanya berusahanya tidak optimal. Yang dibutuhkan agar kita berhasil dalam
menggapai rahmat Allah SWT adalah usaha yang se optimal dan semaksimal
mungkin yang kita sebut berjihad fi
sabilillah. Sebagai cerminan, seorang syekh Abdullah Azzam, yang pada waktu itu
sebagai seorang peserta dalam sebuah pelatihan. Diminta oleh panitia untuk
berlari memutari lapangan sekuat tenaga yang mereka punyai. Mulailah seluruh
peserta berlari, pada putaran yang ketiga ada berhenti karena tidak kuat, ada
yang putaran ke empat berhenti dan seterusnya.Tinggalah Syekh Abdullah Azzam
seorang diri yang terus berlari terseok-seok karena kelelahan.Seluruh peserta
menyarankan agar berhenti namun ia tetap berlari dan akhirnya ia pun
roboh...pingsan. Setelah sadar beliau ditanya oleh kawan-kawannya kenapa
memaksakan diri hingga pingsan, apa jawab beliau ” Kan perintahnya adalah berlarilah
mengitari lapangan sampai sekuat tenaga yang kalian punyai, nah ketika saya
pingsan itulah tenaga saya yang terakhir...” subhanallah,kesungguhan
beliau yang luar biasa, terkadang kita melakukan usaha atau pekerjaan sudah
dianggap optimal dan maksimal padahal kita sebenarnya belum melakukan apa-apa.
Marilah kita sambut
rahmat Allah SWT dengan modal yang telah Allah SWT berikan pada kita, dan
laksanakan syarat-syaratnya dengan baik maka kita akan berhasil dan Ampunan
serta kasih sayang Allah SWT akan menaungi kita,Aamiin ya Robbal ’alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar